Internet-an Sambil Makan Nasi Bungkus

Senin, 04 Pebruari 2008
Mendung menghiasi langit Batam Centre, Sabtu (2/2) siang, saat Anti (19) dan Arum (19) duduk di salah satu saung taman internet di dataran Engku Putri, Batam Centre.Angin sepoi-sepoi yang berhembus, menambah sendu suasana siang itu. Sinar matahari tak membakar kulit. Membuat delapan orang yang berada di dua saung taman internet betah duduk lebih lama.
Anti, mahasiswi kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlibur di Batam, menghadap laptop. Ia termasuk bagian dari orang-orang yang mencoba fasilitas internet gratis yang baru diresmikan, itu.
Siang itu, ia membuka blog pribadinya. ”Saya baru nyoba. Tapi, di sini suasananya lebih asyik,” katanya.
Selain lebih asyik, Arum mahasiswi Poltek Batam memilih taman internet Engku Putri, karena tak perlu mengeluarkan biaya lebih. ”Kalau ke cafe harus beli minuman atau makanan. Di sini gratis, cukup bawa laptop,” katanya tentang Engku Putri.
Lain Anti dan Arum, lain lagi Oky (31) karyawan sebuah perusahaan di Mukakuning yang siang itu juga menikmati layanan akses internet di Engku Putri. ”Kalau saya, lebih menyukai suasana tamannya. Udaranya, lebih segar,” cetusnya.
Oky mengaku mengenal internet sejak tahun 1997. Awalnya, ia mengunakan internet untuk kebutuhan pekerjaan. Seperti berkirim surat lewat e-mail dan lainnya. Namun, kemudian, kebutuhan itu bergeser dari pekerjaan menjadi kebutuhan pribadi.
”Biasanya, berkomunikasi sama teman-teman lewat chating dan kirim e-mail,” kata warga Duta Mas Batam Centre, itu.
Tiga orang tadi, menjadi sebuah contoh gaya hidup baru di Batam. Di mana-mana, warga mulai banyak menggunakan fasilitas teknologi informasi itu untuk mengakses berita, berkirim kabar atau mencari pekerjaan.
Dan taman internet Engku Putri adalah salah satu lokasi yang menyediakan layanan hotspot gratis yang bisa diakses oleh warga Batam. Di sini, warga bisa mengakses internet, sambil membawa makan siang.
Seperti yang dilakukan dua pengunjung lainnya, yang membawa laptop dan nasi bungkus. Sambil mengakses internet, mereka menikmati sebungkus masakan Padang. Lebih murah, lebih irit. (med)

14 thoughts on “Internet-an Sambil Makan Nasi Bungkus

  1. nasi bungkus kalau yg dibungkus nasi padang ya tetep makyus pak 🙂

  2. pak ini diluar dari content yah, maap loh, kira2 bisa tidak bapak, secara seorang blogger bukan secara seorang walikota kopdar bareng sama blogger blogger yg di batam. join ke BBD yuk
    ———
    Bisa donk!! kenapa tidak…wakil walikota…kan juga manusia biasa 🙂

    Thanks & Wassalam
    Ria

  3. Ada kemungkinan akan segera hadir warung mobile di engku putri 🙂
    rujak, bakso, mie ayam, dawet, escampur .dll Harus di antisipasi agar tetap rapi nih.

    btw,
    kapan implementasi hotspot di muka kuning pak?
    paling pas kayaknya di dekat masjid Nurul Iman, tempatnya tinggi dan di tengah-tengah muka kuning 🙂

  4. jangan lupa juga pak maen ke planet kepri di http://kepri.info
    kapan nih kopdarnya?.
    ——
    Ha..ha.. kalau gitu kita bikin acara bareng saja Planet Kepri & BBD..biar sekaligus bagaimana?
    Wassalam
    🙂
    Ria

  5. pak ria sekedar klarifikasi, untuk planet kepri itu sekedar agregator blogger yg di kepri/batam, nah kalau BBD itu baru komunitas.
    btw yuk ah kopdar,
    —–
    Iya deh!… pokok nya Kopdar.. 🙂
    Wassalam
    Ria

  6. Sukses pak, saya pernah coba juga tapi ternyata belom diresmikan, malah ketika diresmikan gak hadir padahal nunggu2.. kayaknya kalo dibikin lebih rindang lagi pasti lebih banyak lagi orang yang ngumpul, juga masalah keamanannya agak lebih ditingkatkan.. yang jelas top lah buat yang punya hajat 😀
    —–
    Yah bagus sekali usulannya…kalau keamanan..kebetulan 25 meter dari tempat itu sdh ada Pos & Petugas Satpol PP yg berjaga 24 Jam..sdngkn pohon2 rindang, secara bertahap akan kita tingkatkan, tapi setidaknya sekarang sdh ada 2 buah shelter/saung/pondok yg di bantu PT.Telkom bisa dipakai untuk berteduh.
    Thanks & Wassalam
    Ria

  7. Selamat dan sukses…
    semoga tetap di jalurnya sesuai tujuan semula..

    Kalo dimungkinkan, tolong donk pak, dibuatin petanya sekalian..biar pengunjung blog ini lebih paham lokasinya.

    Serta antisipasi keramaian yang kiranya bakal memadati area internet-an ini.

    Wassalam.

    http://www.lupus.co.nr
    —-
    Good Ide… tunggu saja.
    Thanks & wassalam
    Ria

  8. klo tempatnya rame, ntar makan nasi bungkusnya rame2 yaaa..he.he..heee 🙂
    ———
    Good Idea!
    Wassalam
    Ria

  9. sayang yach masih pake wifi
    seandainya di batam udah ada hotspot wimax kan asik
    teknologi yang dapat mengkover suatu kota dengan menggunakan 1 tower saja…
    karena jarak jangkauannya 50km dan bandwidthnya 75 mbps
    sebenarnya pt.telkom udah mengantongi izin bwa di frekwensi 3.3 ghz namun teknologi wimax ini masih dalam regulasi pemerintah…
    semoga aja izin wimaxnya cepat keluar dan batam segera terwujud menjadi kota digital
    sukses slalu untuk pak ria
    semoga sukses dan tetap semangat membangun kota batam menjadi kota impian, kota digital, kota internet, kota pelajar, kota bisnis, kota wisata, kota industri, dan semoga kota batam menjadi kota termaju di seluruh indonesia amin
    ——-
    Hi Mas Iskandar,
    Terimakasih atas masukannya, kami setuju sekali bahwa teknologi WiMAX memang sudah bukan baru lagi, tapi regulasi pemerintah lah yg masih jadi kendala, padahal pada ICT Expo pada Agustus 2008 di Batam lalu Staf khusu Menkominfo Bapak Suhono Harso Supangkat, mengatakan pada Oktober 2008 akan segera di keluarga regulasi tentang WiMAX ini, namun sampai sekarang kita masih belum melihat realisasinya.

    btw: Batam menantikan regulasi tersebut, sebenarnya banyak operator telekomunikasi di Batam siap mengimplementasikan WiMAX di Batam.
    Demikian & Wassalam
    Ria

  10. terima kasih yach mas ria / pak ria
    semoga saja dalam masa kepemimpinan bapak batam segera terwujud menjadi kota digital,
    soal ip baru tetap harus dimplementasikan yaitu ipv6 dengan akumulasi 2 * 128 alias sama luasnya dengan setiap inci permukaan bumi kita ini tidak seperti ipv4 yang hanya mencakup 40 milyar ip saja, sementara pengguna internet akan terus bertambah dari waktu ke waktu sehingga ipv6 lah yang akan menggantikan ipv4 karena untuk mengantisipasi overload atau ipnya udah kepakai oleh user semua….
    plus perbedaan yang mendasar adalah
    Perbandingan IPv4 dan IPv6

    IPv4

    1.Panjang alamat 32 bit (4 bytes)

    2.Dikonfigurasi secara manual atau DHCP IPv4

    3.Dukungan terhadap IPSec opsional

    4.Fragmentasi dilakukan oleh pengirim dan pada router, menurunkan kinerja router.

    5.Tidak mensyaratkan ukuran paket pada link-layer dan harus bisa menyusun kembali paket berukuran 576 byte.

    6.Checksum termasuk pada header.

    7.Header mengandung option.

    8.Menggunakan ARP Request secara broadcast untuk menterjemahkan alamat IPv4 ke alamat link-layer.

    9.Untuk mengelola keanggotaan grup pada subnet lokal digunakan Internet Group Management Protocol (IGMP).

    sementara ipv6
    1.Panjang alamat 128 bit (16 bytes)

    2.Tidak harus dikonfigurasi secara manual, bisa menggunakan address autoconfiguration.

    3.Dukungan terhadap IPSec dibutuhkan

    4.Fragmentasi dilakukan hanya oleh pengirim.

    5.Paket link-layer harus mendukung ukuran paket 1280 byte dan harus bisa menyusun kembali paket berukuran 1500 byte

    6.Cheksum tidak masuk dalam header.

    7.Data opsional dimasukkan seluruhnya ke dalam extensions header.

    8.ARP Request telah digantikan oleh Neighbor Solitcitation secara multicast.

    9.IGMP telah digantikan fungsinya oleh Multicast Listener Discovery (MLD).

    perbedaan inilah yang membuat internet terus berkembang dengan pesatnya dan semoga batam tetap menjadi yang terdepan dalam soal internet dan yang pasti tarif internet di batam lebih terjangkau oleh masyarakat pada umumnya…
    semoga wimax dapat segera terwujud dibatam amin…

    terima kasih
    ———-
    Hi Pak Iskandar, Terimaksih atas share dan update informasinya.
    Insya Allah ini sangat bermanfaat.
    Thanks & Wassalam
    Ria

  11. Hasil Round Table Discussion tentang WiMAX di MASTEL, 18 Des 2008
    Januari 18, 2009

    Berikut ini adalah informasi hasil Pertemuan Round Table Discussion tentang WiMAX yang diselenggarakan di MASTEL pada tanggal 18 Desember 2008, dimana hal-hal yang relevant dengan kebijakan WiMAX di Indonesia sebagaimana diuraikan dibawah ini:

    1. Isyu Regulasi WiMAX dan Industri Dalam Negeri:

    * Ditetapkan Channel Size yang Unique yaitu 3,5 MHZ/7Mhz
    * Ukuran ChannSel Size ini hanya didukung oleh Standar lama 802.16d, sehingga akan lebih mahal dari Subset Standar baru 802.16e.
    * Dengan spesifikasi yang Unique tersebut diatas, maka Indonesia akan mengalami keterbatasan supply global komponen2 WiMAX dan kurang dapat memanfaatkan keuntungan produksi massal dunia (large scale pricing)
    * Harga CPE dan Dongle ber-standar 802.16e adalah sekitar US$ 50-70, sedangkan Standar 802.16d harganya sekitar US$200-300.- (lebih mahal)

    2. Besarnya Lebar Pita per Operator:

    * Bila kurang dari 30 MHz, maka akan terkena permasalahan Scalability, Breakeven NPV Investasi akan memakan waktu yang lebih lama.

    3. Issyue Nationwide vs Regional:

    * Regional: Terlalu banyaknya Operator akan menimbulkan meningkatnya CAPEX dan OPEX Total untuk seluruh Indonesia.
    * Sebagai contoh di Jepang, hanya ada 2 Nationwide Operator dan 1-Regional Operator.

    Mudah2an informasi ini dapat dimanfaatkan oleh Regulator dan para Operator atau Calon Operator WiMAX di Indonesai, untuk menetapkan kebijakan jangka panjang yang menguntungkan bangsa dan negara, serta hasilnya dapat dinikmati baik oleh para Operator maupun Pemakai Jasa WiMAX (biaya CAPEX dan OPEX yang lebih rendah, tarif yang terjangkau
    masyarakat).
    ——–
    Hi Pak Iskandar, Terimaksih atas share dan update informasinya.
    Insya Allah ini sangat bermanfaat.
    Thanks & Wassalam
    Ria

Leave a reply to geblek Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.